Senin, 11 Februari 2013

Meditasi dalam Upanisad

Upanisad-Upanisad merupakan gudang khasanah kebijaksanaan kuno yang berasal dari Tuhan seperti yang diperlihatkan kepada para rsi yang mendengarnya dalam meditasi mereka. Oleh karena itu, sangatlah bermanfaat untuk mengetahui pri hal meditasi menurut kitab-kitab Upanisad. Dalam kitab Mundakopnisad II.1.4, purusa kosmis atau wujud universal Tuhan yang kita meditasikan digambarkan sebagai berikut

"Agnir murdha caksusi candra suryau, Disah srotre wagwiwrtas ca wedah, Wayuh prano hrdayam wiswam, Asya padbhyam prthiwi hyesa sarwa bhutantaratma."

Artinya:
Api adalah kepada-Nya adalah matahari dan bulan, ruang adalah organ pendengar-Nya, alam semesta adalah jantung hatinya, bumi tersebar pada kaki-Nya, dia merupakan sang Diri Batin dalam semua makhluk.

Wujud kosmis dari Tuhan (Wirat Purusa) merupakan tujuan meditasi. Bila kita berfikir melampaui alam semesta material yang tidak ada tanah, air, api, dan udara, pemikiran tertinggi kita terhenti dengan pemikiran tentang ether atau angkasa luas yang merupakan kekosongan, tempat asal mula semua keberadaan ini yang dalam Buddhisme disebut sebagai Sunyata. Diluar kekosongan ini merupakan kerajaan roh, roh universal, roh alam semesta, si pencipta yaitu Brahma yang disebut Hirayana Garbha.

Teratai yang berdaun bunga delapan di bawah cakra hati atau yang disebut dengan istilah Anatha Cakra adalah kedudukan dari roh (Hamsa atau angsa) dan Tuhan bersemayam dalam roh tersebut. Oleh karena itu, seseorang harus bermeditasi pada Purusa kosmis di dalam rongga hati pada pusat jantung. Delapan bunga menyatakan delapan dewata penjaga (Dikpalaka) yaitu Indra penjaga arah timur, Agni di tenggara, Yama di selatan, Nirrti di barat daya, Waruna di barat, Wayu di barat laut, Kubera di utara, dan Siwa di timur laut. Di tengah-tengah merupakan pusat kesadaran yang tak terbatas jiwa atau roh pribadi. Kesadaran kosmis tersebar di dalam dan di luar dari hati ke ribuan daun bunga teratai pada puncak otak. Atman pribadi di selubungi oleh maya (hayalan), karma (kegiatan masa lalu) dan ahamkara (ego) serta tetap dalam kesengsaraan yang disebabkan oleh penyamaannya dengan badan, pikiran dan kecerdasan yang merupakan pengembangan dari prakrti atau sifat kinetik. Dengan demikian, meditasi pada realitas tertinggi menampakkan sinar kebenaran yang mengusir kegelapan dari kebodohan dengan objek meditasinya ialah ke-Tuhan-an abadi yang merupakan sinar pencerah yang lebih kecil dari pada yang terkecil (anoraniyam) dan lebih besar dari yang terbesar (mahatomahiyam). Dia adalah Aksaram Brahma yaitu wicara yang tak terhancurkan. Sehingga bila kita bermeditasi pada purusa abadi dengan wujud kosmis-Nya, maka kita diharapkan bermeditasi pada wicara abadi yaitu Tuhan dalam wujud pranawa suci Om.


EmoticonEmoticon