Senin, 11 Februari 2013

Meditasi dalam Bhagawad Gita

Dalam Bhagawad Gita, Sri Krisna menjelaskan aturan-aturan berikut untuk keberhasilan meditasi.

"Sucau dese pratisthapya, Sthiran asanam atmanah na, Tyucchrtam na tinicam, Caila jina kusottaram."

Artinya:
Dengan teguh duduk di tempat yang bersih,tidak tinggi dan tidak terlalu rendah, ditutupi dengan rumput suci Kusa diatasnya kulit rusa dan kain,saling berlapis tumpang tindih.


Dalam melaksanakan meditasi, dibutuhkan kondisi yang hening dengan memilih tempat yang bersih dan mempersiapkan diri untuk tidak takut, cemas maupun memeperdulikan apa yang mungkin terjadi berkenaan dengan tempat untuk bermeditasi. Atau dengan kata lain, tempat bermeditasi haruslah tempat yang aman sehingga bebas dari rasa cemas untuk melaksanakan meditasi. Meditasi juga dapat dilakukan di bawah sebatang pohon, di tepi sungai atau danau, dalam sebuah gua di pegunungan yang bersih dan tenang. Selain itu, meditasi juga dapat dilakukan di dalam rumah dengan memilih ruangan yang cukup sederhana dan bersih, dengan beberapa gambar Tuhan, symbol, buku-buku, ataupun benda-benda suci yang dapat memberikan inspirasi dan dapat meningkatkan pikiran untuk tetap berada di tempat meditasi.

Tempat duduk untuk melakukan meditasi harus teguh dan mantap misalnya pada lantai. Untuk menjaga hubungan pikiran dari getaran dan gangguan bumi, kulit rusa dianggap sangat tepat oleh para yogi dan Sri Krisna juga mendukung pandangan tersebut. Sebuah tempat duduk dari kusa (rumput suci yang digunakan selama pelaksanaan upacara kurban untuk menuangkann sesaji) yang juga dipergunakan oleh para rsi agung bersama-sama dengan kulit rusa kemanapun ia pergi. Dalam Bhagawad Gita oleh Bhagawan Sri Krisna disebutkan sikap duduk sebagai berikut

"Samam kayasirogriwam dharayananacalam sthiram, Sampreksya nasikagram swam disas ca nawalokayah"
Artinya:
Dengan badan, kepala dan leher tegak, duduk diam tiada bergerak-gerak, Tetap memandang ujung hidung dan tanpa menoleh sekitarnya

Meditasi merupakan anggota atau tahapan ke tujuh dari astanga yoga-nya Patanjali. Setelah melukiskan prinsip-prinsip etika dan moral yang harus diikuti oleh seorang pelaksana meditasi, Patanjali menjelaskan tentang perlunya asana atau sikap duduk. Adapun empat sikap dalam melaksanakan meditasi yaitu sebagai berikut

1. Padma Asana merupakan sikap duduk dengan kaki kanan di atas paha kiri dan kaki kiri di atas paha kanan serta kedua tumit menekan bagian bawah dari rongga perut. Padma Asana merupakan symbol kemurnian, yang pemekarannya sungguh-sungguh merupakan pemekaran kesadaran. Sikap padma ini memberikan keseimbangan dan ketidak terikatan.

2. Siddha Asana merupakan sikap duduk dengan kaki disilangkan, tempat kaki kanan di atas paha kiri.

3. Mukta-Padma Asana merupakan asana mudah untuk melakukan meditasi. Pada sikap ini, seperti sikap Padma Asana dengan meletakkan tangan yang disilangkan pada paha.membiarkan tulang punggung menegang dan kepala tegak dengan dagu pada dada serta memusatkan pandangan pada ujung hidung.

4. Baddha- Padma Asana merupakan sikap duduk dengan menyilangkan kaki seperti Mukta-Padma Asana, tetapi membiarkan tangan kanan memegang jari kaki kanan dengan meliwatkan tangan dibelakang punggung, demikian pulan dengan tangan kiri. Dan bagi yang tidak dapat melakukan asana ini, dapat hanya dengan menyilangkan kaki dan menempatkan tangan di atas paha dan menjaga tulang punggung dan kepala tetap tegak.

Sikap kepala dan leher yang tegak dimaksudkan bahwa tulang punggung atau ujung tulang ekor, berbaring daya yang seperti ular atau Kundalini Sakti, yang tidur melingkar. Selama bermeditasi, daya tersebut bangkit dan seperti layaknya seekor ular,menegakkan kepalanya menembusi cakra-cakra yang terletak disepanjang tulang belakang. Dengan pembangkitan demikian maka membantu Kundalini secara mudah melewati susumna tulang belakang.

Di samping itu, Bhagawad Gita menyarankan untuk memandang ujung hidung dengan maksud membantu konsentrasi pikiran. Jika dalam melakukan meditasi dilaksanakan dengan mata tertutup, maka dikhawatirkan akibat dari tamo guna menyebabkan ketiduran. Bila mata tetap terbuka, maka akan banyak hal yang dilihat yang membuat pikiran menjadi tidak tenang dan goyang yang diakibatkan oleh rajo guna. Sehingga indria penglihatan tidak hanya ditutup sepenuhnya ataupun dibuka lebar-lebar, tetapi hendaknya dijaga agar mata setengah tertutup dan memandang dengan kedua belah mata pada ujung hidung dan ini merupakan bentuk dari sattwa guna yang menyebabkan bukan ketidak aktifan ataupun keaktifan , tetapi meberikan ketenangan menuju keheningan. Menurut para yogi, waktu yang terbaik untuk melakukan meditasi adalah pada Brahma Muhurta, waktu pagi antara jam 03.45 dan jam 05.30 sedangkan pada sore hari antara jam 18.30 sampai jam 20.00. Pembicaraan secara physikologikal, manusia bernafas dengan kedua lubang hidung hanya pada waktu pagi hari dan sore hari, saat yang dikenal sebagai pertemuan waktu atau sandhi dan sisa dari hari itu nafasnya tidak beraturan. Seseorang yang melakukan Hatha Yoga dan Pranayama, untuk membuat nafas teratur sehingga nadi-nadi matahari dan bulan dapat seimbang kemudian membangkitkan energy universal yang tersembunyi yaitu kundalini. Ha adalah matahari, Tha adalah bulan, Ha dan Tha (yoga) berarti jalan penyeimbangan nadi-nadi matahari dan bulan yang selanjutnyaakan memurnikan saluran-saluran astral (nadi) dan menggerakkan energy spiritual dalam badan.


EmoticonEmoticon