Senin, 24 Desember 2012

Sejarah kopi banyuatis

           Siapa orang bali yang tidak kenal kopi banyuatis? kopi beraroma khas yang berasal dari desa sejak di kecamatan buleleng ini telah dikenal luas di Bali. Awal mula kopi banyuatis ada yaitu pada tahun 1800-an Jro Dalang Gelgel (Alm) petani kopi dari Banyuatis  menanam kopi di desanya. Kemudian Waktu berjalan terus. Tahun 1950-an, Putu Dalang (Alm) melanjutkan penanaman kopi yang dirintis oleh ayahnya, Jro Dalang.
Petani kopi yang tekun ini menanam kopi dengan pola yang lebih rapi, tertib dan terarah. Tentu saja, penanamannya pun lebih intensif dengan lahan tanaman yang jauh lebih luas dibandingkan dengan yang dilakukan oleh ayahnya. Putu Dalang pula lah yang pertama membuka kedai kopi di desa Banyuatis ini. Ia rupanya ingin menghidangkan hasil kopi olahannya kepada masyarakat sekitar yang mampir ke desanya. Kedai itu tentu tidak seperti kedai kopi masa kini, tetapi kedai kopi yang amat sederhana, bersahaja dan akrab lingkungan. Lantaran itulah kemudian kedai kopi Putu Dalang cukup popular pada masanya. Kemudian pada tahun 1975, Ketut Englan, putra Putu Dalang tertarik untuk melanjutkan penanaman kopi yang telah dirintis sepuhnya. Penanaman kopi yang ia lakukan jauh lebih luas dari yang telah dikerjakan oleh ayah dan kakeknya. Sejalan dengan itu, Ketut Englan membuka pabrik kopi bubuk di kawasan Pemaron. Nama “Kopi Banyuatis” mulai terdengar. Aroma kopi “banyuatis” makin menyelusup ke berbagai kawasan di Bali, bahkan ke luar Bali. Kopi bubuk “Banyuatis” inilah yang kemudian selalu bermakna sebagai kopi Bali. Dan itulah yang membuat kita selalu memaknai kopi Bali adalah kopi “Banyuatis”


EmoticonEmoticon